Menguak Teknologi Chat Open AI: Masa Depan Komunikasi Manusia dan Mesin


Menguak Teknologi Chat Open AI: Masa Depan Komunikasi Manusia dan Mesin

Chatbot atau yang lebih dikenal sebagai virtual assistant merupakan sebuah program komputer yang dibuat untuk dapat bertindak seperti manusia dalam melakukan komunikasi dengan pengguna melalui platform chat. Dalam perkembangannya, chatbot tidak lagi hanya digunakan sekadar untuk memberikan informasi, namun juga dapat membantu dalam melakukan berbagai tugas, seperti menyelesaikan pembayaran tagihan, melakukan pemesanan tiket kereta api, dan sebagainya.

Pada tahun 2015, Facebook merilis layanan chatbot yang dapat diintegrasikan ke dalam Messenger, dengan tujuan untuk membantu bisnis dalam berinteraksi dengan pelanggannya. Kemudian, pada tahun 2016, Microsoft meluncurkan Microsoft Bot Framework sebagai platform untuk membuat aplikasi bot yang dapat berjalan pada berbagai platform chat seperti Skype, Slack, dan Line.

Namun, kemampuan chatbot yang masih terbatas dalam memahami pertanyaan kompleks dan konteks dari pengguna menginspirasi munculnya teknologi chat Open AI atau Artificial Intelligence. Teknologi ini diharapkan dapat memberikan kemampuan pada chatbot untuk dapat beradaptasi serta memiliki pemahaman yang lebih baik dalam menjawab pertanyaan dari pengguna.

Menurut Greg Brockman, mantan Chief Technology Officer Open AI, teknologi chat Open AI merupakan “suatu kekuatan besar” dan merupakan hal yang dapat memberikan dampak yang positif dalam kehidupan sehari-hari kita. Brockman menjelaskan, “Satu hal yang sangat keren tentang teknologi ini adalah bahwa hal itu memungkinkan orang berbicara dengan mesin pada tingkat yang sangat luar biasa, di mana mesin dapat memahami apa yang Anda inginkan pada contoh-contoh kecil. Ini menakjubkan.”

Dalam pengaplikasiannya, teknologi chat Open AI telah dapat digunakan oleh berbagai platform chat besar seperti Facebook, Slack, serta perilisan khusus oleh Google dengan Google Duplex. Melalui teknologi chat Open AI, pengguna dapat berkomunikasi dengan mesin dengan lebih natural, sehingga memudahkan dalam penggunaan layanan dan meningkatkan produktivitas.

Namun, seiring dengan perkembangannya, teknologi chat Open AI juga menimbulkan potensi bahaya dalam penggunaannya. Menurut staf riset Center for a New American Security, Paul Scharre, teknologi chat Open AI dapat dimanipulasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan propaganda palsu atau memperumit situasi politik.

Walaupun begitu, teknologi chat Open AI tetap merupakan teknologi yang sangat penting dalam membangun komunikasi antara manusia dan mesin. Dalam perkembangannya, teknologi ini akan semakin memudahkan manusia dalam melakukan berbagai tugas sehari-hari serta memberikan kemudahan dalam berinteraksi dengan mesin.

Referensi:
– Xinhua News Agency (2019). “AI-powered chatbots enhance customer service in Beijing”. Diakses melalui https://www.xinhuanet.com/english/2019-07/02/c_138189125.htm
– Greg Brockman (2016). “How OpenAI Built a Simple Way for Machines to Understand Human Language”. Diakses melalui https://singularityhub.com/2016/08/23/how-openai-built-a-simple-way-for-machines-to-understand-human-language/
– Paul Scharre (2018). “The Danger of AI Chatbots”. Diakses melalui https://nationalinterest.org/feature/danger-ai-chatbots-35977