Menelusuri Jejak Kecerdasan Buatan Dalam Penelitian Psikologi di Indonesia


Kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) menjadi topik yang semakin populer dalam bidang psikologi di Indonesia. Menelusuri jejak kecerdasan buatan dalam penelitian psikologi dapat memberikan gambaran tentang bagaimana teknologi dapat mempengaruhi dan memperkaya bidang ilmu psikologi.

Pada tahun 2017, Institut Teknologi Bandung (ITB) mengadakan kegiatan Seminar Nasional Psikologi dengan tema “Artificial Intelligence in Psychology: Theoretical and Practical Perspectives”. Dalam seminar tersebut, para ahli psikologi mempresentasikan riset dan pengembangan solusi AI yang dapat diimplementasikan dalam praktik psikologi.

Salah satu contoh penggunaan AI dalam psikologi adalah pembuatan chatbot terapi kognitif-behavioral untuk menangani masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Chatbot ini dapat memberikan dukungan dan terapi kognitif-behavioral secara virtual, sehingga dapat membantu penggunanya dalam menangani masalah kesehatan mental yang mereka alami.

Selain itu, teknologi AI juga dapat memperkaya pengembangan tes psikologi. Penelitian dari Universitas Indonesia pada tahun 2018 mengembangkan aplikasi cerdas yang dapat membantu dalam pengobatan anak-anak dengan autis. Aplikasi tersebut menggunakan jaringan saraf buatan (neural network) untuk mengidentifikasi pola perilaku dari anak-anak autis dan memberikan rekomendasi intervensi yang sesuai.

Namun demikian, penggunaan teknologi AI di bidang psikologi juga memunculkan beberapa kekhawatiran dan tantangan. Salah satunya adalah terkait privasi dan keamanan data pribadi. Oleh karena itu, penggunaan teknologi AI dalam psikologi perlu diatur dan diawasi secara ketat untuk memastikan tidak terjadi penyalahgunaan atau kebocoran data pribadi.

Dalam hal pengembangan kecerdasan buatan di Indonesia, pemerintah telah mengambil beberapa langkah untuk mengembangkan potensi kecerdasan buatan nasional melalui inisiatif seperti National Strategy for Artificial Intelligence (NSAI) pada tahun 2019. NSAI bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, infrastruktur teknologi, dan ekosistem kreatif dan inovatif dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan.

Secara keseluruhan, menelusuri jejak kecerdasan buatan dalam penelitian psikologi di Indonesia menunjukkan potensi yang besar dalam pengembangan solusi-solusi cerdas dalam bidang kesehatan mental dan pengembangan tes psikologi. Namun, penggunaannya juga harus diatur dan diawasi dengan ketat untuk meminimalkan risiko penyalahgunaan dan kebocoran data pribadi.