Berbicara Sejarah Kecerdasan Buatan di Indonesia: Tantangan dan Perkembangannya


Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI) telah menjadi topik yang semakin populer di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Namun, sebenarnya, percakapan tentang AI sudah dimulai sejak lama, dan berkaitan dengan perkembangan teknologi di dunia.

Sejarah kecerdasan buatan dapat ditelusuri kembali hingga tahun 1956, ketika sebuah konferensi di Dartmouth College di Amerika Serikat membahas tentang kemungkinan untuk menciptakan “intelektualisme khusus” melalui elektronik. Konferensi ini dipimpin oleh John McCarthy, Marvin Minsky, Claude Shannon dan Nathaniel Rochester.

Dalam konteks Indonesia, percakapan tentang AI bermula pada tahun 1960-an. Dalam kaitannya dengan pemerintahan, kecerdasan buatan pertama kali dibawa ke Indonesia pada tahun 1980-an. Saat itu, ia digunakan dalam proyek-proyek yang berkaitan dengan keamanan nasional, seperti deteksi dini pengintaian dan spionase asing.

Namun, penggunaan AI di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan. Tantangan terutama terkait dengan kesenjangan teknologi yang terus terjadi dan kurangnya literasi teknologi di kalangan masyarakat luas. Karena itu, perlu adanya upaya-upaya untuk meningkatkan penggunaan dan pemahaman tentang teknologi AI secara meluas di Indonesia.

Namun, bukan hanya tantangan, tetapi juga perkembangan yang pesat terjadi di Indonesia. Di tahun 2019, pemerintah Indonesia meluncurkan Rencana Induk Strategis Kecerdasan Buatan. Melalui rencana ini, pemerintah berkomitmen untuk mendorong pengembangan teknologi AI di Indonesia, baik dalam aspek akademik maupun industri, termasuk investasi dalam riset dan pengembangan.

Selain itu, Indonesia juga menjadi tuan rumah untuk berbagai acara global terkait AI, seperti AI Advance Summit pada tahun 2018 dan AI for All pada tahun 2019, yang membawa para ahli dan praktisi dari seluruh dunia untuk berkumpul dan berbagi pengalaman dalam penggunaan AI.

Dalam perkembangannya, Indonesia tengah mengejar ambisi untuk mencapai status sebagai negara berpendapatan tinggi di tahun 2045. Kecerdasan buatan menjadi aspek penting dari misi ini, karena dianggap sebagai kunci keberhasilan di masa depan.

Dalam rangka mencapai ambisi tersebut, Indonesia harus terus berinvestasi dalam riset dan pengembangan teknologi AI, memperkuat kurikulum pendidikan tentang AI, dan membuat lingkungan yang kondusif untuk inovasi teknologi. Hanya dengan melakukan hal tersebut, Indonesia dapat memanfaatkan potensi AI secara optimal dan menjadi salah satu pemimpin dalam teknologi AI di dunia.